Papa

Dua hari lagi aku akan berulang tahun yang ke-22. Rasanya seneng, bahagia, dan (sedikit) sedih. But it's ok. Aku akan tetap selalu bersyukur, bahwa sampai hari ini aku masih dikelilingi orang-orang baik. Salah satu berkah dari Allah adalah dekat dengan orang-orang yang sholeh dan sholehah. 

Seperti kutipan favoriteku, "Don't be afraid of losing someone who doesn't feel lucky to have you." 

Family always love me. 

Family always beside me. 

Family always support me.

Family always there for me.

Not just a family, my cat too. Muezza loves me :p

Kira-kira hampir 7 tahun sudah jadi anak rantau, jauh dari keluarga. Tapi aku bersyukur, jarak yang jauh bukan jadi alasan buat aku menjadi jauh dari keluarga. Sejak memilih buat sekolah di Bandung, aku tetap jadi anak Mama dan Papa yang manja, tapi lebih banyak mandirinya, ya meskipun kadang masih nyusahin kalau lagi sakit. Jarak yang jauh tidak membuat kedua orang tuaku tidak memperhatikan aku. Mama dan Papaku masih sering sms, whatsapp, video call, atau telepon. Aku sering banget whatsapp-an dan teleponan sama Mama, kalau sama Papa sih rada jarang. Sekalinya teleponan sama Papa itu, kalau lagi ada sesuatu yang kepingin banget dibeli hahaha. 

Teleponan sama Papa itu kalau ada masalah sama kulkas atau tv dikosan, ada suatu barang yang pingin dibeli tapi uangnya nggak cukup, minta diisiin pulsa, belajar jualan, dan masalah apapun yang aku nggak ngerti. Meskipun keliatannya cuek, tapi aku tau kalau Papaku baik. Jarang telepon, tapi sekalinya telepon bisa lama banget, beda sama Mama yang sering telepon tapi cuma beberapa menit doang. Kadang, kuping sampe panas kalo udah teleponan sama Papa. 

"Yaudah yaa..."

"Ya Pahh.."

"Yaudah dekk.."

"Iyaa.."

"Yaudah ya teh.."

"Iyoo"

Ngomong "Yaudah"-nya aja bisa 3 sampe 4 kali wkwk. Ibarat orang pacaran, si cowok nggak mau udahan teleponan sama si cewek. 

Aku jarang banget foto berdua sama Papa, nggak banyak foto berdua sama Papa, karena kebanyakan aku disuruh fotoin Mama dan Papa berdua -_- atau foto berempat, atau foto berdua sama Mama.

Papaku selalu ada buat aku. Saat aku pingin sesuatu, misalnya ganti laptop, beli printer, beli kulkas, atau ganti kamera, Papaku selalu bolehin, meskipun harus siap ditanya-tanya tentang barang yang mau dibeli. 

"Pahhh printer canon rusak terus, pingin ganti yang baru, yang disuntik mah cepet rusak, pengen yang tintanya diluar aja, yang bisa fotokopi sama scan..."

"Pahhh ganti kamera dong, kamera yg nikon udah jadul, udah nggak enak dipakenya, mau aku jual, pingin ganti fuji tapi duitnya kurang, ntar tambahin yaa..."

"Pah, aku beli kucing sama ojak berdua."

"Pah motor pingin diservice, pake uang aku dulu tapi nanti gantiin ya..."

Saat aku udah nggak tinggal di rumah, kayanya Mama sama Papa udah mulai lupa kalo tiap 1 april anak ceweknya ulang tahun. "Ih, nggak ada yang ucapin selamat ulang tahun, hari ini aku ulang tahun." Cuma Mama sama adek yang pagi-pagi ngucapin selamat ulang tahun. Dan Papa? Ngucapin ulang tahun di tanggal 2...

"Papah telat ngucapin, hukumannya, aku minta kado sepatu ya..." (alasan :p)

Sampai hari ini, aku masih mau jadi anak "manja", tapi aku mau berusaha buat bisa beli barang yang aku mau pake uang sendiri, uang hasil jualan baju dan kerudung, semoga suatu saat bisnis kecil-kecilan ini bisa berubah jadi bisnis yang besar. Suatu saat aku pasti beliin Papa mobil yang Papa mau, semoga bisa anter Papa dan Mama naik haji, bisa beliin perintilan yang lucu-lucu buat di rumah, Semoga Allah kasih panjang umur buat semuanya, biar sebentar lagi bisa foto keluarga waktu aku wisuda, bisa denger berita bahagia aku diterima apoteker, diterima kerja, dilamar Ojak, nikah sama Ojak, punya anak, punya kucing lagi, dan apapun itu, Aamiin ya Allah.