Your Breakfast, Enjoy It:)

Filosofi sebuah tali.

Tali punyaku hanya beberapa meter saja. Meskipun pendek, tapi taliku itu kuat, sekuat aku. Tapi tahukah kamu bahwa sekuat-kuatnya tali itu, pada akhirnya dia akan putus juga jika digunakan terlalu sering. Meskipun bisa disambung, tapi tali itu tidak akan semenarik sebelum tali itu putus dan akhirnya terpaksa untuk disambung lagi. Semakin banyak disambung, malah akan semakin tidak indah untuk dipandang oleh mata. Tali yang terputus lalu disambungg lagi itu rentan putus lagi, karena tali yang disambung itu akan mudah untuk lepas, mudah rapuh.

Seperti itulah sebuah hubungan. Semakin sering banyak masalah yang menghampiri, lalu saling bertengkar dengan mempertahankan egonya masing-masing, maka dengan mudah terucap sebuah kata 'pisah' dan akhirnya putus. Walaupun nantinya akan kembali lagi untuk bersama-sama membangun komitmen untuk tidak saling egois, tapi rasanya tak akan sama lagi dengan rasa yang ada sebelum berpisah. Hubungan itu akan terlihat canggung, tak seperti dulu, tak seperti ketika kau dan aku bertatapan, ada cinta di bola matamu. Cinta itu bersinar memancarkan cahaya yang hangat pada bola mataku, lalu aku balas menatap matamu. Ketika itulah aku mulai menjatuhkan hatiku padamu. Lalu akhirnya kau menyatakan sebuah pertanyaan, maukah aku menjadi 'pacarmu'? Aku jawab 'ya' dengan syarat janganlah kau bermain-main dengan hati ini. Karena nantinya akan ada yang terluka jika hubungan ini hanya dibuat untuk sekadar main-main.

Pada suatu hari, tali ini nyaris putus. Aku sudah lelah mempertahankannya, aku tidak kuat untuk menahannya seorang diri, aku butuh seseorang untuk bersama-sama denganku mempertahankan tali ini. Aku tak mau tali ini putus, karena aku hanya punya satu. Aku ingin tali ini tetap indah dipandang mata. Aku ingin tali ini tetap menjadi tali yang lurus yang tak akan pernah disambung oleh tali lain.

Aku ingin kita baik-baik saja.
 

wievi's diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang