Cita-cita dan Keputusan Allah

Selamat malam guys! Aku lagi nggak bisa tidur nih, padahal biasanya paling cepet kalo masalah tidur. Aku mau cerita-cerita aja ah, kan udah lama nggak nulis di blog, jadi belum sempet cerita banyak tentang perkuliahanku.

Well, aku kuliah di Fakultas MIPA, Jurusan Farmasi. Nah loh, bukannya dulu cita-cita aku pingin jadi dokter spesialis kandungan ya? Kenapa bukannya masuk ke Fakultas Kedokteran? Aku akan cerita, simak ya!

Dari SD cita-citaku adalah menjadi seorang dokter. Waktu SD pun aku terpilih menjadi dokter cilik. Waktu SD juga aku bercita-cita menjadi seorang arsitek, pramugari, pengusaha, desainer, dan masih banyak lagi. Hehe, maklum ya anak SD masih labil, pingin ini itu.

Dan di penghujung kelas 12, akupun les sana-sini, aku ikut daftar ke PTS dan PTN. Waktu SNMPTN Undangan, aku pilih FK di salah satu PTN. Pengumuman tiba dan aku tidak lolos. Aku nangis sampai beberapa hari. Lalu aku bangkit lagi, aku belajar lagi untuk tes SBMPTN. Pengumuman pun tiba, namakupun belum lolos. Ternyata doaku belum dijabah oleh Allah.

Lalu aku lanjut ikut Ujian Mandiri dan USM di PTS. Singkatnya, Allah belum mengizinkan aku masuk FK. Aku diterima di salah satu PTS, namun hanya karena masalah "uang sumbangan", akupun harus merelakan bayang-bayang FK dari benakku. Allah belum mengizinkan aku masuk FK.

Doaku tak di dengar, namun doa kedua orangtuaku di dengar Allah. Aku diterima di dua PTS Jurusan Farmasi, di Jogja & di Bandung. Aku juga diterima di Jurusan Teknik Arsitektur di salah satu Institut Swasta di Bandung. Ridha orangtua adalah kunci sukses di dalam aku mencari ilmu. Setelah berdiskusi dengan Mama&Papa, akhirnya aku memilih Farmasi di Bandung, kata Mama sih karena aku udah SMA di Bandung. :p

Akupun segera daftar ulang dan mendapatkan KTM. Walaupun dengan berat hati kuliah Farmasi, tapi yasudah akan aku jalani, daripada harus nganggur setahun & nggak kuliah, nanti takutnya keburu malas, sesuaiin sama umur aja. 

Ospek dimulai, dari ospek universitas, ospek fakultas, ospek ruangan, ospek lapangan, dan pelatihan LDKM, aku resmi loh jadi mahasiswi hihihi :p Aku seneng kuliah disini, punya banyak temen dan punya akang-teteh yang baik.

Eh kok malah jadi curcol tentang ospek ya...

Yang mau aku ceritain itu adalah hikmahnya. Mungkin ini cara Allah tidak mengabulkan doaku buat jadi dokter. Well, ini adalah kemampuanku. Aku nggak mampu masuk FK, tapi aku mampu masuk Farmasi. Mungkin kalo aku masuk FK, aku bakal jadi Mahasiswa Abadi Cinta Universitas hahaha. Nggak mau dong. Aku pingin kuliah serius tapi santai di Farmasi, aku ingin lulus&jadi sarjana tepat waktu yaitu 3 tahun 8 bulan atau 4 tahun dengan IPK > 3.5, Amiiinn. Semoga Allah mengabulkan doaku yang ini. Rencanaku, sehabis dapat gelar S. Farm, aku akan melanjutkan profesi di ITB. Amiiinn. Kalo udah jadi seorang apoteker, aku akan dibuatkan Papa sebuah apotek milikku sendiri. Aku nggak perlu kerja tiap hari, kerjanya sebulan sekali saja, sisanya, ngurus suami&anak kali ya hahaha. Coba kalo aku masuk FK, mungkin aku perlu beratus-ratus juta buat kuliah yang nggak tau kapan selesai karena umumnya kuliah FK memang susah karena nantinya berhubungan dengan nyawa manusia, tapi ya memang itulah konsekuansinya :p

Yang jelas aku menikmati awal-awal kuliahku di Farmasi. Aku senang, aku enjoy.

"Manusia mempunyai rencana, tapi ketika rencana itu tak sesuai dengan harapan, percayalah, rencana Allah lebih indah." Aku percaya kata-kata mutiara ini. Inilah buktinya. Masa depan sudah kususun dengan rapi, tinggal belajar bagaimana cara mewujudkan mimpiku jadi apoteker & punya apotek sendiri.

Wassalam. :)
 

wievi's diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang