Setelah bergelar S. Farm., sebenarnya aku ingin kerja, tapi karena kemauan orang tua, biar anaknya suatu saat nanti bisa punya apotek sendiri (karena darah dagang kayanya udah ngalir deres di darahku wkwk), jadilah aku memutuskan, aku bertekad kalau aku harus kuliah lagi. Semangaaaattttt!
Ketika kampus sendiri rasa-rasanya nggak tanggung jawab (bikin prodi farmasi tapi gak bikin progam profesi apotekernya hiks), jadilah aku harus cari kampus lain yang ada program profesi apotekernya dan mau nerima dari luar kampus itu sendiri.
Pertama aku daftar ke Unjani, rasa-rasanya kok........................... Rasanya nggak sreg sama kampusnya hehehe. Mungkin karena aku udah biasa tinggal di Bandung, cari nafkah (jualan) juga di Bandung, pacarnya juga di Bandung, rasanya nggak sanggup ldr bcs he is my spirit too! wkwkwk. Soal tesnya yaaaaa lumayan mudah ya. Tapi yang daftar nggak sebanding sama kuota penerimaan mahasiswanya hahaha 900:200 bye! Selama nunggu pengumuman cuma bisa berdoa: "Ya Allah semoga aku masuk Unjani, Aamiin." Di hari pengumuman, ternyata aku nggak lulus. Sedih tapi bahagia.
Kedua aku daftar ITB. Ini sih kaya bunuh diri ya. Tau ITB udah buka pendaftaran itu H-beberapa hari pendaftaran ditutup. Padahal udah tiap hari ngecheck webnya dan temen-temen seangkatan juga kenapa nggak ada yang broadcast di line ya kalau ITB udah buka pendaftaran huhuhu. Persaingan? Guys mau nanti daftar kerja, persaingan bakal tetep ada. Selama lo hidup, disitu pasti selalu ada yang namanya saingan. Belajar serba dadakan. Aku sendiri udah bilang ke orang tua kalau aku nggak mau ikut tes di ITB karena minim persiapan, tapi disuruh coba, yaudah. Soal tesnya? Lumayan susah. Kurang lebih sebulan setengah nungguin pengumuman, aku cuma bisa berdoa: "Ya Allah semoga aku keterima di ITB, Aamiin."
Sebelum pengumuman ITB ternyata STFB juga buka pendaftaran gelombang 1. Aku langsung telepon orang tua buat nanya baiknya aku ikutan tes di STFB nggak nih. Dan ternyata sama orang tua disupport buat ikut tes disana.
Pengumuman tes di ITB 20 November 2017. Aku ditolak. Sedih banget tulisannya ditolak. Nangis semaleman sambil video call sama Ojak dan teleponan sama Papah. Dua hari kemudian aku tes di STFB. Gimana perasaanku? Campur aduk. Sedihnya masih belum beres-beres aja, padahal raga udah napak di STFB.
22 November 2017 jam 02.00 pagi (kurang lebih jam segitu), aku solat tahajjud. Aku bener-bener pasrah. "Ya Allah kalau ITB bukan yang terbaik untukku, aku coba untuk ikhlas Ya Allah. Berikan aku yang terbaik, aku cape Ya Allah. Kalau STFB memang yang terbaik buatku, mudahkanlah, lancarkanlah tesku Ya Allah, luluskanlah aku Ya Allah... Aamiin."
Tes hari pertama di STFB, disuguhin soal TPA sama Bahasa Inggris. Jujur ya aku nggak buka buku TPA sama sekali dan aku pun bingung soal bahasa inggrisnya nanti model yang kaya gimana yaaaa (sok-sokan bgt wkwkwk). Karena tadi aku masih kepikiran sama ITB, jadinya nggak mood buat belajar. Setelah itu tes kefarmasiannya, lumayan lebih susah daripada soal tes di Unjani. Masih nggak mood, aku cuma belajar sekuatnya aku melek. Daaaaan yang keluar mekanisme kerja obat hikssssss. Ngerjain soal itu aku ngasal semua. Sad banget, nggak PD. Karena nggak PD terus aku tulis tuh soal sama jawabannya di kertas ujianku, jadi sampe kosan nanti mau diperiksa bener gak tuh jawaban. Lumayan ada yang bener :')
Tes hari kedua di STFB, wawancara dan tes praktek. Ini hari paling lelah. Pas wawancara ini dosennya salfok sama namaku.
D: namanya Wievi?
W: iya Bu hehehe.
D: namanya aneh ya, kenapa namanya wievi?
W: hehehe, nggak tau bu, saya cuma tau werstantinya aja itu nama kakek sama nenek.
D: oh jadi selain orang tua, kakek nenek juga berperan ya.
W: hehe iya bu.
Kalau wawancara ini aku ditanya tentang farmasi itu apa (pertanyaan ini ada di formulir yang panitia kasih), ditanya tentang Unisba, dan dosennya malah jadi curhat........... tentang kesanggupan biaya kuliah.
Selanjutnya tes praktek, ini rariweuh wkwkwk. Dikasih waktu cuma lima menit terus pindah soal. Prakteknya tentang resep, dosis maksimal buat anak, timbangan, obat-obatan, dan alkes. Yang alkes ini tuh ya nggak keburu banget, nggak keisi beberapa poin.
Setelah semuanya selesai, aku lagi-lagi cuma minta pertolongan Allah. Aku ikhlas, aku ikhlas nggak keterima di ITB. Aku yakin banget Allah tau kemampuanku. Mungkin kalau aku di ITB, aku nggak bakal bisa survive disana. Pokoknya aku cuma minta dikasih yang terbaik sama Allah, udah itu aja.
Alhamdulillah walaupun pengumuman diundur, aku akhirnya lulus. Akhirnya nggak jadi pengangguran lagi, akhirnya punya status "calon mahasiswa apoteker". Papa Mamaku juga seneng akhirnya aku nggak nangis lagi karena dua kali aku gagal dan aku selalu nangis sama mereka.
Aku nggak tau apa ini keinginan atau kebutuhanku. Aku mau aku tetap kuliah di Bandung which is itu pilihannya cuma ITB atau STFB karena dua kampus itu ada di Bandung dan juga aku harus tetap jualan biar aku bisa handle dagangan dan ongkir tetap dari Bandung.
Ternyata eh ternyata, STFB lebih deket dari rumah sodara, lebih deket dari rumah Ojak, deket ke petshop, deket ke bioskop, deket sama McD juga, tapi jauh dari tempat aku beli kain + jahit baju dangangan, but it's ok. Kuliah tetap jadi no. 1 karena itu bakal jadi pegangan aku di masa depan. Punya apotek sendiri karena sekecil apapun usahaku, aku yang jadi bos-nya hahaha (ini kata-kata dari Papaku). Aku bisa tetap dekat dengan anak-anakku dan suamiku kelak tjieeee. Tapi bener, cita-citaku memang pingin jadi ibu rumah tangga (yang nggak biasa). Maksudnya walaupun di rumah, aku tetap bisa punya penghasilan dari apotekku nanti dan online shopku, dengan begitu aku tidak akan kekurangan waktu dengan anak-anakku dan suamiku nanti :)
Selamat berjuang kembali.
Wievi Werstanti Kuswana, S. Farm., Apt (soon)
PS:
Karena Allah Maha Tahu.
Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan, Allah lebih mengetahui kebutuhan hamba-hamba-Nya.
"... boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al-Bawarah:216).
10 comments:
Hallo salam kenal, namaku serley aku bru aja lulus s1 dri sekolah tinggi ilmu farmasi padang,rencanya mw ikut tes stfb tgl 23-24 blan ini,jadi d hari pertama kta ujian tpa & toefl ya ?
Btw kmrin msh inget nggak soal2 prakteknya ?
Hari pertama ujian tpa & bhs inggris. Dilanjut ujian farmasinya. Hari kedua wawancara & praktek.
Prakteknya itu nanti dikasih resep, terus dikaji, ngitung DM, aku lupa soalnya antara dtd dan tanpa dtd. Terus ada soal ttg alkes & bhn medis hbs pakai.
Wawancaranya kalau aku seputar skripsi & kesanggupan biaya.
Semangat semoga keterima yah:)
Ka bisa minta nmor wa yg bisa dihubungi untuk nanya sesuatu hehehh soalnya aku juga mau dftr apoteker di STFB ka.. Jgn salfok dgn nama ku ya aku cewek ka
Salam kenal kak mau tanya kalo tes di unjani itu soalnya seputar apa saja
haloo... wievi..
salam kenal yaa... btw aku mau daftar STFB profesi apoteker di awal tahun depan. ada tips dan trik ngg supaya bsa lolos seleksi?...
atau aku boleh" tanya" kah ?
mksh yaa sebelumnya
haloo... wievi..
salam kenal yaa... btw aku mau daftar STFB profesi apoteker di awal tahun depan. ada tips dan trik ngg supaya bsa lolos seleksi?...
atau aku boleh" tanya" kah ?
mksh yaa sebelumnya
Mbak, saya juga S1 nya dari STFB. Sedang berkelana mencari pendidikan apoteker yg mau menerima saya. Mohon doanya ya :')
halo mbak. salam kenal... pertanyaan apa saja yg ditanyakan saat wawancara di unjani?
Halo kak salam kenal saya diah, kak boleh tau pengalaman saat tes di unjani ga pas bagian wawancara itu ditanyain apa aja ya
Bener ya kata org², susah bgt buat masuk apoteker:(
Posting Komentar